SEJARAH ISLAM

Sejarah Islam


Sejarah Islam adalah sejarah agama Islam mulai turunnya wahyu pertama pada tahun 622 yang diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira,
Arab Saudi sampai dengan sekarang.

Pendahuluan

Risalah Islam dilanjutkan oleh Nabi Muhammad saw. di Jazirah Arab pada abad ke-7 ketika Nabi Muhammad s.a.w. mendapat wahyu dari Allah swt. Setelah wafatnya nabi Muhammad s.a.w. kerajaan Islam berkembang hingga Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di Timur. Hingga umat Islam berpecah dan terdapat banyak kerajaan-kerajaan Islam lain yang muncul.
Namun, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang besar di dunia. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah.
Pada abad ke-18 dan ke-19, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Turki Utsmani yang merupakan kerajaan Islam terakhir tumbang.

Nabi Muhammad

Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang sangat mundur. Kebanyakkan orang Arab merupakan penyembah berhala dan yang lain merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah ketika itu merupakan tempat suci bagi bangsa Arab. karena di tempat tersebut terdapat berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Sumur Zamzam dan yang paling penting adalah Ka'bah.
Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah pada Tahun Gajah yaitu pada tanggal 12 Rabi'ul Awal atau pada tanggal 20 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul Muttalib meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal dunia ketika ia berusia 7 tahun. Kemudian ia diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal ia diasuh juga oleh pamannya yaitu Abu Talib. Nabi Muhammad kemudiannya menikah dengan Siti Khadijah ketika ia berusia 25 tahun. Ia pernah menjadi penggembala kambing.
Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim. Ia tidak menyukai suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan masyarakat yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain menyembah berhala, masyarakat Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad banyak menghabiskan waktunya dengan menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan masalah penduduk Mekah. Ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun, ia didatangi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu ia mengajarkan ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai "as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam)" dan selanjutnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.
Pada tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. Peristiwa ini dinamai Hijrah. Semenjak peristiwa itu dimulailah Kalender Islam atau kalender Hijriyah.
Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam.

Perkembangan Islam

Secara umum Sejarah Islam setelah kematian Nabi Muhammad telah berkembang secara luas di seluruh dunia. Kerajaan Bani Ummaiyyah, Kerajaan Bani Abbasiyyah, dan Kerajaan Turki Utsmani boleh dikatakan penyambung kekuatan Islam setelah pemerintahan Khulafaur Rasyidin.

Khulafaur Rasyidin

  • 632 M - Wafatnya Nabi Muhammad dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah. Usamah bin Zaid memimpin ekspedisi ke Syria. Perang terhadap orang yang murtad yaitu Bani Tamim dan Musailamah al-Kadzab.
  • 633 M - Pengumpulan Al Quran dimulai.
  • 634 M - Wafatnya Abu Bakar. Umar bin Khatab diangkat menjadi khalifah. Penaklukan Damaskus.
  • 636 M - Peperangan di Ajnadin atas tentara Romawi sehingga Syria, Mesopotamia, dan Palestina dapat ditaklukkan. Peperangan dan penaklukan Kadisia atas tentara Persia.
  • 638 M - Penaklukan Baitulmuqaddis oleh tentara Islam. Peperangan dan penkalukan Jalula atas Persia.
  • 639 M - Penaklukan Madain, kerajaan Persia.
  • 640 M - Kerajaan Islam Madinah mulai membuat mata uang Islam. Tentara Islam megepung kota Alfarma, Mesir dan menaklukkannya.
  • 641 M - Penaklukan Mesir
  • 642 M - Penaklukan Nahawand, kerajaan Persia dan Penaklukan Persia secara keseluruhan.
  • 644 M - Umar bin Khatab mati syahid akibat dibunuh. Utsman bin Affan menjadi khalifah.
  • 645 M - Cyprus ditaklukkan.
  • 646 M - Penyerangan Byzantium di kota Iskandariyah Mesir.
  • 647 M - Angkatan Tentara Laut Islam didirikan & diketuai oleh Muawiyah Abu Sufyan. Perang di laut melawan angkatan laut Byzantium.
  • 648 M - Pemberontakan menentang pemerintahan Utsman bin Affan.
  • 656 M - Utsman mati akibat dibunuh. Ali bin Abi Talib dilantik menjadi khalifah. Terjadinya Perang Jamal.
  • 657 M - Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Kufah. Perang Siffin meletus.
  • 659 M - Ali bin Abi Thalib menyerang kembali Hijaz dan Yaman dari Muawiyah. Muawiyah menyatakan dirinya sebagai khalifah Damaskus.
  • 661 M - Ali bin Abi Thalib mati dibunuh. Pemerintahan Khulafaur Rasyidin berakhir. Hasan (Cucu Nabi Muhammad) kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-5 Umat Islam menggantikan Ali bin Abi Thalib.
  • 661 M - Setelah sekitar 6 bulan Khalifah Hasan memerintah, 2 kelompok besar pasukan Islam yaitu Pasukan Khalifah Hasan di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damsyik telah siap untuk memulai suatu pertempuran besar. Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah kemudian menawarkan rancangan perdamaian kepada Khalifah Hasan yang kemudian dengan pertimbangan persatuan Umat Islam, rancangan perdamaian Muawiyah ini diterima secara bersyarat oleh Khalifah Hasan dan kekhalifahan diserahkan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah. Tahun itu kemudian dikenal dengan nama Tahun Perdamaian/Persatuan Umat (Aam Jamaah) dalam sejarah Umat Islam. Sejak saat itu Muawiyah menjadi Khalifah Umat Islam yang kemudian dilanjutkan dengan sistem Kerajaan Islam yang pertama yaitu pergantian pemimpin (Raja Islam) yang dilakukan secara turun temurun (Daulah Umayyah) dari Daulah Umayyah ini kemudian berlanjut kepada Kerajaan-Kerajaan Islam selanjutnya seperti Daulah Abbasiyah, Fatimiyyah, Usmaniyah dan lain-lain.

 

Kerajaan Bani Ummaiyyah

  • 661 M - Muawiyah menjadi khalifah dan mndirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah.
  • 669 M - Persiapan perang melawan Konstantinopel
  • 670 M - Penaklukan Kabul.
  • 677 M - Penyerangan Konstantinopel yang pertama namun gagal.
  • 679 M - Penyerangan Konstantinopel yang kedua namun gagal karena Muawiyah meninggal di tahun 680.
  • 680 M - Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki tahta. Peristiwa pembunuhan Saidina Hussein.
  • 685 M - Khalifah Abdul Malik menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi kerajaan.
  • 700 M - Tentara Islam melawan kaum Barbar di Afrika Utara.
  • 711 M - Penaklukan Sepanyol, Sind, dan Transoxiana.
  • 712 M - Tentara Bani Ummayyah ke Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
  • 713 M - Penaklukan Multan.
  • 716 M - Serangan kepada Konstantinopel.
  • 717 M - Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan.
  • 725 M - Tentara Islam melawan Nimes di Perancis.
  • 749 M - Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah.
  • 750 M - Damaskus ditaklukkan oleh tentera Abbasiyyah. Runtuhnya Kerajaan Bani Ummaiyyah.

 Kerajaan Bani Abbasiyyah

 Kerajaan Turki Utsmani



Islam di Indonesia
Islam telah dikenal di Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau 7 Masehi, meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung beberapa abad kemudian.
Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan dan lain-lain.
Tokoh penyebar agama islam adalah walisongo antara lain,

 pengertian islam

 Orang sering salah paham terhadap Islam. Kadangkala suatu keyakinan dan perbuatan dianggap sebagai Islam ternyata bukan Islam dan kadangkala suatu keyakinan dan perbuatan dianggap bukan Islam ternyata itu adalah Islam. Kenapa ini bisa terjadi? Itu karena banyak orang tidak paham tentang Islam. Ini tidak hanya menimpa orang awam saja tetapi juga para intelektualnya. Maka dirasa sangat perlu untuk dimengerti oleh setiap orang akan pengertian Islam agar orang tidak salah paham dan itu mesti diambil dari sumber aslinya yakni Al-Qur’an, bukan dari pendapat-pendapat orang atau yg lainnya. Dan tidak mungkin Alloh tidak menjelaskan secara tersurat maupun tersirat di dalam Al-Qur’an dalam perkara ini. Dan saya telah menemukan penjelasannya.
Kata Islam itu berasal dari bahasa Arab al-islam ( اَلْاِسْلَامُ). Kata al-islam ini ada di dalam Al-Qur’an dan di dalamnya terkandung pula pengertiannya, diantaranya dalam surat Ali Imron (3) ayat 19 dan surat Al-Maidah (5) ayat 3. Apa yang dapat kita pahami dari kedua ayat ini? Berikut ini penjelasannya.
Al-Qur’an surat Ali Imron (3) ayat 19, lafalnya, “ innad-dina ‘indallohil-islam…”, artinya, “ Sesungguhnya “ad-din” di sisi Alloh (adalah) al-islam…”
Yang dapat dipahami dari ayat ini adalah bahwa “al-islam” adalah nama suatu “ad-din” (jalan hidup) yang ada di sisi Alloh (‘indalloh). Ad-din maknanya adalah al-millah atau ash-shirot atau jalan hidup, ia berupa bentuk-bentuk keyakinan (al-‘aqidah) dan perbuatan (al-‘amal). Al-islam sebagai ad-din yang ada di sisi Alloh, tentunya berupa bentuk-bentuk keyakinan dan perbuatan yang ditentukan dan ditetapkan oleh Alloh dan bukan hasil dari buah pikiran manusia, karenanya ia dinamakan juga dinulloh (QS 110 ayat 2). Al-islam itu diperuntukkan bagi manusia sebagai petunjuk dari Alloh (huda minalloh) kepada manusia (QS 28 ayat 50) di dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Sementara itu Alloh berfirman, lafalnya, “ al-haqqu mir-robbika fala takunanna minal-mumtarin “ (QS 2 ayat 147), artinya, “ Al-Haq (kebenaran) itu dari robb (Tuan, Tuhan) engkau (wahai Muhammad saw) (yakni dari Alloh) maka janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu “. Firman Alloh ini menyatakan dengan jelas sekali bahwa al-haqqu (kebenaran) itu dari Alloh (robb-nya Muhammad saw). Oleh karena al-islam itu ada di sisi Alloh, sementara itu al-haqqu itu dari Alloh maka tentunya al-islam itu tidak lain adalah al-haqqu (kebenaran) yang berasal dari Alloh itu. Sementara itu pula Alloh berfirman, lafalnya, “ …wa innaka latahdi ila shirothim mustaqim , shirothillahil-ladzi lahu ma fis-samawati wa ma fil-ardhi…” (QS 42 ayat 52-53), artinya, “ …dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad saw) benar-benar memberi petunjuk kepada “ash-shirothol-mustaqim” (jalan yang harus ditegakkan) (yakni) “ash-shiroth” (jalan) (yang ditentukan dan ditetapkan oleh) Alloh yang mana milik-Nya (segala) apa-apa yang ada di langit-langit dan apa-apa yang ada di bumi…”. Firman Alloh ini menyatakan dengan jelas sekali bahwa “ ash-shirothol-mustaqim” adalah “ash-shiroth” (jalan) yang ditentukan dan ditetapkan oleh Alloh yang tentu berasal dari Alloh pula. Oleh karena al-islam itu di sisi Alloh, sementara itu “ash-shirothol-mustaqim” adalah jalan yang ditentukan dan ditetapkan oleh Alloh dan berasal dari Alloh, maka tentunya al-islam itu tidak lain adalah juga “ash-shirothol-mustaqim” yang berasal dari Alloh. Yang mana misi Iblis dan bala tentaranya berusaha menjauhkan manusia dari “ash-shirothol-mustaqim” ini (QS 7 ayat 16) yang berarti pula menjauhkan manusia dari al-islam.
Jika al-islam itu ada di sisi Alloh, lalu bagaimana ia bisa sampai kepada manusia? Ya tentu hanya melalui wahyu Alloh dan penjelasannya yang Alloh turunkan kepada para Nabi dan Rosul-Nya dari Adam as hingga Muhammad saw, termasuk Isa putra Maryam as, Musa as, Nuh as, Ibrohim as, dll. Dan al-islam dalam bentuknya yang final (tidak ada lagi perubahan) dan sempurna (mencakup segala segi kehidupan dan tidak perlu penambahan atau pengurangan) yang tentu diturunkan kepada Nabi dan Rosul-Nya yang terakhir, Muhammad saw, melalui Al-Qur’an dan penjelasannya(QS 75 ayat 19).
Dari ayat ini pula kita pahami bahwa penamaan ad-din ini dengan al-islam adalah penamaan dari Alloh sendiri, bukan dari manusia. Suatu nama biasanya memiliki arti, demikian juga dengan al-islam juga memiliki arti, yakni “al-inqiyadu li-amaril-amiri wa nahihi bila i’tirodh “, yang artinya,” tunduk/patuh/berserah-diri kepada perintah dan larangan yang memerintah tanpa penolakan “. Namun dalam hal ini al-islam itu adalah tunduk/patuh/berserah-diri kepada Alloh saja, bukan tunduk/patuh/berserah-diri kepada apa saja yang dianggap sebagai robb (Tuan, Tuhan) dan ilah (Tuan, Tuhan), karena Alloh berfirman, lafalnya, “ wa man ahsanu dinan mimman aslama wajhahu lillahi wa huwa muhsinun…”(QS 4 ayat 125), artinya, “ Dan siapakah yang labih baik ad-din-(nya) dari pada orang-orang yang tunduk/patuh/berserah-diri kepada Alloh dan dia berbuat baik…”. Maka tunduk/patuh/berserah-diri kepada robb-robb dan ilah-ilah selain Alloh tidak berhak dinamakan al-islam dan lebih tepat jika dinamakan ghoirul-islam.
Dan karena al-islam itu dari Alloh tentu saja ia diridhoi Alloh.
Al-Qur’an surat Al-Maidah (5) ayat 3, lafalnya, “ …al-yauma akmaltu lakum dinakum wa atmamtu ‘alaikum ni’mati wa rodhitu lakumul-islama dina…”, artinya, “ …pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian ad-din kalian dan telah Aku sempurnakan pula ni’mat-Ku atas kalian dan Aku ridho al-islam sebagai ad-din bagi kalain…”
Kata “al-yauma” yang artinya “pada hari ini” , yang dimaksud adalah hari diturunkannya ayat ini yakni pada hari jum’at di padang Arofah setelah waktu Ashr ketika Muhammad saw menunaikan haji wada’. Lalu kalimat “ akmaltu lakum dinakum “, yang artinya, “ telah Aku sempurnakan untuk kalian ad-din kalian “, yang dimaksud dengan kata “kalian” dalam frasa “ad-din kalian” adalah Muhammad saw dan para sahabat ra. Kenapa? Karena ayat ini turun kepada mereka dan berbicara tentang mereka. Jadi yang dimaksud dengan “ad-din kalian” adalah dinu Muhammad saw dan para sahabat ra yang berupa bentuk-bentuk keyakinan (al-‘aqidah) dan perbuatan (al-‘amal) yang ada pada Muhammad saw (secara individu) dan para sahabat ra ( secara komunitas), yang mana itu merupakan penerapan, tafsir, penjelasan dari pada Al-Qur’an atas petunjuk langsung dari Alloh yang dari-Nya al-islam itu berasal (QS 3 ayat 19). Hal itu karena Muhammad saw hanyalah mengikuti apa saja yang diwahyukan kepadanya dari Alloh (QS 10 ayat 15, QS 46 ayat 9) dan menerima penjelasan bagaimana menerapkannya, maka terbentuklah suatu bentuk-bentuk keyakinan dan perbuatan atau ad-din atau jalan hidup yang ada pada Muhammad saw, sehingga Aisyah ra mensifati Muhammad saw dengan kalimat “ kana khuluquhul-qur’an “, yang artinya, “ Akhlak Beliau saw adalah Al-Qur’an”. Dan para sahabat adalah sekelompok orang yang paling baik dalam mengikuti Muhammad saw (QS 9 ayat 117) karena perkataan mereka “sami’na wa atho’na”, yang artinya, “ kami dengar dan kami taat” (QS 2 ayat 185).
Lalu kalimat “wa rodhitu lakumul-islama dinan”, yang artinya, “ dan Aku telah ridho al-islam sebagai ad-din bagi kalian”. Dalam kalimat ini Alloh menyebut dinu Muhammad saw dan para sahabat ra dengan sebutan al-islam. Oleh karena dalam ayat ini digunakan kata ad-din (kata tunggal, bentuk jamaknya adalah ad-adyan), maka ini berarti dinu Muhammad saw dan para sahabat itu satu, sama. Oleh karena Muhammad saw pihak yang meneirma wahyu dan penjelasannya dan menerapkan wahyu tersebut dengan baik (QS 33 ayat 2) maka al-islam itu pastilah “dinu Muhammadin saw “ atau”millatu Muhammadin saw” atau “ sunnatu Muhammadin saw” atau jalan hidup Muhammad saw (tapi bukan Beliau saw yang yang membikinnya) atau yang sering disebut dengan as-sunnah. Jadi dengan demikian al-islam adalah as-sunnah dan as-sunnah adalah al-islam. Sesuatu bentuk keyakinan dan perbuatan yang tidak ada di dalam as-sunnah tidak bisa dinamakan Islami. Dan dikatakan di dalam Al-Qur’an surat 27 ayat 79, lafalnya, “…innaka ‘alal-haqqil-mubin”, artinya, “…sesungguhnya engkau (wahai Muhammad saw) berada di atas al-haqq (kebenaran) yang nyata”. Dan yang ada pada Muhammad saw adalah as-sunnah. Sementara itu as-sunnah adalah al-islam dan al-islam adalah al-haqq yang berasal dari Alloh, maka tentu Muhammad saw itu berada di atas al-haqqu. Dan dikatakan pula dalam Al-Qur’an surat 36 ayat 3-4, lafalnya, “ innaka laminal-mursalin. ‘ala shirotim mustaqim”, artinya, “ Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad saw) benar-benar (salah seorang diantara) para Rosul. (Yang berada) diatas ash-shirothol-mustaqim (jalan yang harus ditegakkan) “. Dan yang ada pada Muhammad saw adalah as-sunnah. Sementara itu as-sunnah adalah al-islam dan al-islam adalah “ashirothol-mustaqim” yang merupakan “ash-shiroth” (jalan) (yang ditentukan dan ditetapkan) Alloh, maka tentu Muhammad saw berada di atas “ash-shirothol-mustaqim” (jalan yang harus ditegakkan). Sementara itu Muhammad saw telah bersabda, lafalnya, “ man ‘amila ‘amalan laisa ‘alaihi amruna fa huwa roddun “, artinya, “ Barang siapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintah/urusan (tidak ada contohnya) pada kami (yakni Muhammad saw dan para sahabat ra) maka (amalan tersebut) tertolak “ (HR Muslim dari Aisyah ra). Dan sementara itu pula Muhammad saw telah bersabda, lafalnya, “…wa iyyakum wa muhdatsatil-umur fa inna kulla muhdatstin bid’atun wa kulla bid’atin dholalatun”, artinya, “ …dan berhati-hatilah (janganlah) kalian membuat perkara-perkara baru (dalam ad-din) karena setiap perkara baru (dalam ad-din) adalah bid’ah dan setiap bid’ah a dalah kesesatan “ (HR Tirmidzy dan Abu Dawud dari Irbadh bin Sariyyah ra). Kedua sabda Muhammad saw ini menegaskan bahwa al-islam, yang berasal dari Alloh itu, seluruhnya ada di dalam as-sunnah.
Muhammad saw dan para sahabat ra adalah sekelompok orang yang paling tahu al-islam karena kepada mereka al-islam itu (melalui Al-Qur’an dan penjelasannya) turun dan karenanya pula mereka dipuji oleh Alloh dengan sebutan “khoiru ummah” (umat yang terbaik) (QS 3 ayat 110). Sebutan itu diberikan bukan karena kemajuan sains dan tehnologi atau apa, tapi lebih disebabkan oleh karena mereka meyakini dan mengamalkan al-islam dengan sebaik-baiknya.
Kita yang hidup di zaman sekarang ini mengetahui al-islam hanya dari Al-Qur’an dan as-sunnah yang tercatat di dalam hadits-hadits (kabar-kabar) yang shohih (yang valid). Sehingga kita bisa tahu suatu keyakinan dan perbuatan itu Islami atau bukan kalau kita tahu banyak tentang Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shohih. Kalau suatu keyakinan dan perbuatan itu ada dasarnya dalam Al-Qur’an dan hadits yang shohih itu pasti keyakinan dan perbuatan yang Islami, bila tidak dari mana bisa disebut Islami.